Pengalaman aku kali ini berawal beberapa tahun yang lalu, sekitar
tahun 1993 – 1996. Saat itu aku baru saja mendapatkan kerjaku di kota
Surabaya sehingga untuk mendapatkan rumah dalam waktu dekat tidak
mungkin aku lakukan karena terus terang saja, aku belum mendapatkan
tabungan yang cukup untuk membeli rumah. Akhirnya aku putuskan untuk
kost didaerah dekat kantor.
Akhirnya aku dapatkan tempat kost yang
aku inginkan, perlu pembaca ketahui, nenek kostku mempunyai cucu
perempuan yang saat itu masih berada dibawah bangku SMP, sebut saja
namanya Endah. Endah adalah sosok yang mengasyikkan jika dilihat,
walaupun dia masih dibangku SMP, Endah mempunyai bentuk tubuh yang
montok dan setelah aku banding-bandingkan, Endah mirip dengan seorang
selebitris di Indonesia yang masih single sampai sekarang. Oya,
sebelumnya namaku Dandy, 30 tahun seorang karyawan di salah satu
perusahaan di Surabaya.
Singkat cerita, tanpa terasa 2 tahun sudah
aku menjalani masa kostku dan karena aku termasuk orang yang supel, aku
cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dan karakter aku itu
membuat Endah yang semakin hari semakin ranum dan sexy, tergila-gila
dengan aku. Sampai suatu hari aku beranikan diri untuk mencium bibirnya,
diluar dugaanku Endah membalas dengan buasnya. Sampai akhirnya
aktivitas itu menjadi kegiatan rutin antara aku dengan Endah, sepulang
kantor atau memanfaatkan waktu-waktu sepi di kost-kostan. Setiap
melakukan hal itu, tanganku yang bandel juga tidak lupa menyelinap di
balik CD nya dan sedikit menggesek-gesekan jari telunjukku di ujung
clitorisnya. Dan walaupun aku hanya menggesekkan adik kecilku tetapi
setiap aktivitas itu, aku selalu mencapai klimaks. 4 tahun ternyata
waktu yang sedikit untuk menikmati hal itu. Sampai akhirnya aku harus
keluar dari kost-kostan dan Endah harus kuliah di kota dingin Malang.
Setelah
sekian tahun lamanya aku tidak mendengar kabar tentang Endah, di tahun
2001 aku iseng-iseng call Endah di rumahnya dan walhasil dari obrolan
pertama di telepon tersebut, aku dapatkan nomor phone dia di Malang dan
juga dia memberikan nomor HP. Akhirnya kita berdua sering kontak via
telephone, walaupun aku sudah berstatus nggak bujang lagi, tetapi dia
tetap saja bilang kalau masih sayang sama aku. Sampai akhirnya kita
janjian untuk ketemu saat dia week end, karena setiap hari itu Endah
selalu rajin pulang ke Surabaya.
Pucuk ditunggu ulam pun tiba,
dengan perasaan deg-degan akhirnya aku bertemu dengan sosok Endah yang
dulu masih lugu dan centil, sekarang tumbuh menjadi gadis yang sexy,
sintal dengan ukuran bra 34. Waw, semakin aku menelan ludah setiap
melihat tubuhnya yang sexy.
“Mas Dandy, gimana khabarnya,” tanya Endah merusak pikiranku yang jorok.
“Ee.. baik, bagaimana dengan kamu?” jawabku gugup.
Kita
berdua bercerita panjang lebar setelah sekaian lama nggak ketemu,
Sampai akhirnya aku harus antar dia balik ke rumahnya di sUrabaya.
“En, kamu sudah punya pacar..?” tanyaku.
“Lagi blank nih Mas.. ” jawab Endha tangkas
“O yah, kamu masih inget nggak saat aku ajarin kamu berciuman dulu?” godaku.
“Ihh, Mas Dandy emang bandel kok,” sambil mencubit lenganku.
“Aow..,” aku meringis kesakitan.
“Kamu mau nggak kalau aku terusin pelajarannya,” tanyaku sekali lagi.
“Mau aja asal Mas yang ajarin,” jawaban Endah membuat aku merinding.
Setelah kita bercanda dan bercerita panjang lebar, akhirnya aku menawarkan diri untuk ketemu minggu depannya lagi.
“Endah, minggu depan ketemu lagi yuk,” ajakku.
“Boleh deh Mas..,” jawab Endah dengan ceria.
“Tapi nginep ya di hotel?” godaku.
“Lho ngapain?” Endah balas bertanya.
“Katanya mau lanjutin pelajarannya..” aku mencoba memancing .
“Nakaall Mas Dandy.. nih.”
Tanpa terasa akhirnya Endah harus turun di dekat rumahnya.
“Ma
kasih ya Mas, sampai ketemu minggu depan,” sambil pamit Endah mengecup
pipiku. Alamak, darah mudaku bergejolak menerima sentuhan bibirnya yang
mungil. Aku perhatikan lenggak-lenggok pinggulnya meninggalkan mobil
starletku, sembari aku membayangkan seandainya aku bisa menikmati tubuh
kamu Endah, duh betapa bahagainya diriku.
Satu minggu tanpa terasa
aku lewatin, sampailah aku ketemu dengan Endah. Kali ini aku sudah
booking hotel berbintang di pinggiran kota untuk satu malam. Tepat pukul
16.30, sepulang kantor aku bergegas mengemasi pekerjaan aku dan
meluncur di tempat yang sudah kita sepakati bersama.
Bulu kudukku merinding saat dia memasuki mobilku, parfumnya yang harum sontak menggugah saraf kelaki-lakianku.
Tanpa
pikir panjang, aku segera meluncur menuju hotel yang sudah aku booking
sehari sebelumnya. Jujur saja, buat Endah ini adalah hal yang pertama
masuk di hotel, sehingga dia sedikit kaku untuk lingkungan yang ada.
Setelah chek ni, aku bergegas menuju lift untuk langsung ke kamar.
“Mas, aku mau mandi dulu ya..?” pinta Endah.
“Oke silahkan, apa mau aku mandiin,” godaku.
“Nggak
ah, nakal Mas Dandy nih..” sambil menjawab seperti itu, Endah bergegas
menuju kamar mandi, dengan dibalut sehelai handuk, Endah berjalan gontai
menuju kamar mandi. Mataku benar-benar tidak bisa berkedip melihat
pemandangan tubuh Endah yang benar-benar menggairahkan. Pikiranku
melayang saat membayangkan kemolekan tubuhnya.
20 menit berikutnya
Endah keluar kamar mandi dengan menggunakan gaun tidur yang tipis,
hingga membuat darah sex aku naik ke ubun-ubun. Akan tetapi aku berusaha
mengendalikan gejolak nafsuku di depan Endah karena memang di depan
dia, aku adalah figur seorang kakak yang baik.
“O ya Endah, kamu mau makan apa sekalian pesannya,” tanyaku untuk menutupi gejolak bathinku.
“Terserah Mas deh,” jawabnya.
Singkat
cerita, waktu sudah menunjukkan pukul 20.15 menit dan tanpa terasa kami
sudah bercerita panjang lebar, untuk sekedar melepas kangen. Kita
berdua bercengkrama, bercanda cerita tentang apapun, sampai akhirnya..
“En, kamu serius mau lanjutin pelajarannya,” tanyaku serius.
“He eh Mas Dandy,” jawabnya.
“Endah..” aku tidak meneruskan pertanyaanku karena dengan cepat aku langsung menyerbu bibir Endah yang mungil.
“Mas..”
Endah mendesah sambil memeluk badanku erat, tangannya yang bandel mulai
meraba daerah sensitifku, sesekali memainkan rambutku. Endah mengelus
kudukku sehingga membuat aku terangsang hebat.
Lidah Endah yang
nakal, sesekali mengimbangi lidahku yag menjelajah seluruh bibirnya.
Jemariku mulai bergerilya untuk melepas pengait BH Endah. Pengait BH nya
terlepas,
“Mas.. kamu memang guru yang baik,” sambil aku benamkan dalam-dalam wajahku dalam belahan payudaranya yang montok.
Sekitar
15 aku bercumbu dengan Endah, aku semakin penasaran dengan apa yang ada
dibalik CD nya. Dengan perlahan aku mulai berusaha membuka CD yang
dikenakan oleh Endah dan kegiatan aku semakin mudah karena Endah
berusaha mengangkat pantatnya sehingga memudahkan aku untuk mempreteli
CD nya. Alamak! bulu yang tumbuh masih halus sekali dan baunya wow..
ranum sekali segar, tanpa berpikir panjang aku segera membuka kedua
pahanya dan mengunci dengan lenganku sehingga vagina Endah yang masih
merah terpampang jelas didepan mataku. Dengan usapan halus, lidahku yang
bandel mulai menjelajahi setiap mm permukaan vagina Endah.
“Oh..
Mas Dandy.. asyik sekali Mas.. ughh,” rintih Endah saat lidahku mulai
nakal menguak lubang surganya. Tubuh Endah seperti cacing kepanasan
menerima setiapa jilatan lidahku, hisapan lidahku dan sesekali
mengangkat pantatnya saat lidahku masuk dalam-dalam lubang vaginanya.
Sesekali tangannya meremas rambutku yang sedikit gondrong, dan hal itu
membuat gairahku semakin naik.
“Mas Dandy.. enak sekali Mas.. oh..
kenapa nggak dulu-dulu Mas,” rengek Endah sambil melihat lidahku sedang
mengerjai vaginanya. Clitorisnya yang semakin membesar memudahkanku
untuk membuat Endah melayang. Ternyata Endah type orang yang mudah
orgasme terbukti 15 menit pertama dia mengerang sambil menaik turunkan
pantatnya.
“Mas.. Mas Dandy, Endah kebelet pipis Mas.. aduh,” rintih Enda.
“Pipis aja sayang di mulut Mas..” jawabku.
“Mas..
aduh.. Endah nggak kuat..” Endah menjerit lirih sambil menggapitkan
kedua pahanya di kepalaku. Dengan cekatan aku langsung membuka lebar
mulutku dan cairan yang keluar begitu banyak sehingga aku merasakan
minum air putih.
“Aduh Mas Dandy.. sudah sayang.. uh.. nikmat sekali
Mas, kamu memang pandai dalam bercinta aakhh..” kata Endah. Aku tidak
mendengar kan rintihannya, karena aku berkonsentrasi untuk ronde
berikutnya karena aku ingin Endah merasakan nikmatnya bercinta dengan
aku.
Setelah cairan yang keluar aku berihkan dengan cara aku
jilatin, Endah kembali terangsang saat clitorisnya aku gesek dengan
batang kemaluanku.
“Wow.. panjang sekali Mas Dandy.. aku suka banget.”
Endah mulai menjilati dan mengulum batang kemaluanku, sepertinya dia sangat pandai mengoral cowok.
“Aakhh.. Endah.. kamu pinter tuh,” erangku.
Endah
tidak menjawab pujianku, dia semakin lahap menelan dan mengulum serta
meghisap penisku, aku merem melek setiap penisku masuk dalam mulutnya.
Dasar
aku, dengan kecepatan yang tidak diduga, aku langsung meraih
selangkangan Endah sehingga posisi kamu menjadi 69. Kita berdua saling
membuat rangsangan pada daerah-daerah yang sensitif.
Tidak selang berapa lama,
“Mmm,
Mas Dandy.. aku.. pipis lagi.. oh..” Endah menggelepar kedua kalinya
menerima serangan lidahku dan aku tidak tinggal diam, segera aku
membalikan tubuh Endah dihadapanku dan,
“Endah kamu masih virgin?” tanyaku.
“Mungkin sudah tidak Mas,?” jawab Endah.
Aku sedikit kaget sembari bertanya, “Siapa yang lakukan pertama?”
“Aku pernah jatuh Mas, terus ngeluarin darah.”
Sambil
membisikna kata mesra, aku berusaha mencari lubang untuk adik kecilku
yang sudah mulai menegang 7 kali lipat dari biasanya. Dengan bantuan
sisa cairan yang masih ada di sekitar vagina Endah, penisku mulai
mencari lubangnya dan bless.
“Mas Dandy.. enak sekali sayang.”
Endah
membantu mempermudah aku untuk memasukan penisku, sambil mendekap
tubuhku, dia mulai memutar pinggulnya, sehingga penisku terasa ada yang
memijit.
“Ooh.. Mas Dandy, kenapa tidak dari dulu kau berikan kenikmatan ini padaku..” Endah berkelenjotan menerima sodokan penisku.
“Crek crekk crek” penisku keluar masuk dalam lubang vaginanya yang sudah mulai becek dan basah kuyup.
“Mas.. Endah, pipis lagi.. ahh..” Endah menjerit panjang saat orgasme yang ketiga diraihnya.
Aku
sudah tidak mempedulikan keadaan dia yang masih lemas setelah 3 kali
orgasme, aku langsung membalik tubuh Endah sehingga posisi Endah
sekarang seperti doggi style. Dengan leluasa aku bisa mengentot Endah
dari belakang dengan keringat bercucuran.
“Mas.. kamu memang jago..
ooh.. uughh..” Endah merintih saat penisku masuk semua sampai pangkal
batang kemaluanku. Tangannya yang halus hanya bisa mencengkeran seprei
hotel saat menahan kenikmatan yang aku berikan. Pikiranku hanya satu,
aku harus bisa memberikan kepuasan yang abadi untuk Endah, sehingga
kalau dia butuh lagi pasti mencariku.
45 menit sudah pergumulan
ini terjadi, entah berapa kali sudah Endah orgasme. Sampai akhirnya aku
sendiri sudah merasakan klimaks sudah di ubun-ubun.
“Endah.. Mas mau keluar nih..,” rintihku.
“Iya Mas, jangan dikeluarin didalam ya Mas..,” pinta Endah.
“Iyaa.. sayang.. duh, tubuh kamu benar-benar montok sayang.. uughh.”
Aku
merintih saat dia mulai meggoyang untuk ke sekian kalinya, gila gadis
muda yang dulu aku kenal masih lugu, sekarang sudah menjadi pasanganku
untuk bercinta.
“Endah.. ohh Mas keluar..,” secepat kilat aku mencabut penisku dan mengarahkan ke mulut Endah.
“Aowww..”
spermaku muncrat diwajah Endah. Endah menjilati penisku dengn lahap
sampai tidak tesisa sedikitpun spermaku yang keluar.
“Mas, kamu memang guru jempolan.. aku sudah 9 kali orgasme, Mas Dandy baru sekali.. kamu hebat Mas,” cerita Endah.
“Kamu suka sayang,” tanyaku.
“Suka banget, kamu maukan selalu berikan kenikmatan itu untukku?” balas Endah bertanya.
“Iya sayang, aku janji memberikan kenikmatan itu.”
Endah
memelukku dan membimbing aku untuk ke kamar mandi, dan dalam kamar
mandipun aku juga melakukan lagi sampai pukul 3 dini hari. Sangat
romantis bercinta dengan mantan anak ibu kost, karena dia juga baru
pertama ini mengalami orgasme yang luar biasa dan sampai sekarang aku
masih kontak-kontak sama dia, tepatnya saat dia butuh, aku segera atur
jadwalku.
No comments:
Post a Comment